
Pulau yang terletak di Kepulauan Mentawai ini berada di lepas pantai Sumatera Barat dan dipisahkan oleh Selat Mentawai. Pulau Siberut berada sekitar 155 km dari kota Padang. Perjalanan ke Siberut memakan waktu belasan jam dengan perahu, perjalanan yang cukup jauh untuk mencapai pulau ini. Akan tetapi petualangan dan pengalaman serta keindahan alamnya mengundang mereka yang haus petualangan untuk menyambangi dan menjelajahi segala kekayaan yang dimilikinya, termasuk kekayaan budaya, adat, dan alam tropis yang memesona.
Siberut diduduki oleh 30.000 suku Mentawai yang hidup terisolasi dari modernitas. Konon suku Mentawai bermigrasi dari Nias ke pulau-pulau di kawasan Kepulauan Mentawai dan hidup terisolasi selama berabad-abad hingga ditemukan oleh Belanda tahun 1621. Melihat kehidupan suku pedalaman Mentawai adalah salah satu daya tarik dari Pulau Siberut. Mereka masih bertradisi dengan gaya hidup leluhur yang diwariskan turun temurun selama ribuan tahun yang masih tinggal di rumah panggung kayu.

Cara mereka berpakaianpun hanya mengenakan cawat yang terbuat dari kulit pohon sukun, dan wanitanya hanya memakai rok yang terbuat dari daun kelapa atau pisang. Selain pakaian ini, mereka juga mengenal “pakaian abadi” yaitu tato khas Mentawai yang dirajah memenuhi sekujur tubuh dengan cara tradisional dan meliputi berbagai ritual. Makanan utama mereka adalah sagu dan mereka beternak babi serta berburu monyet sebagai bahan makanan sehari-hari.
Selain menyaksikan sendiri kehidupan terasing suku Mentawai, perjalanan di hutan tropis yang masih terjaga serta menikmati pemandangan alam di sekitar pulau masih ada petualangan lain yang menarik dilakukan, karena 2/3 pulau ini ditutupi hutan hujan yang menawarkan petualangan yang menantang.

Sebagian dari pulau ini telah dilindungi dan menjadi taman nasional sejak tahun 1993, dikenal dengan nama Taman Nasional Siberut. Taman Nasional Siberut adalah salah satu cagar biosfer menurut ketetapan UNESCO dalam Program Man and the Biosphere (MAB).
Taman Nasional Siberut adalah rumah bagi 4 jenis satwa primata yang hanya ditemukan di Siberut saja (endemik), yaitu bokkoi (Macaca pagensis), lutung mentawai/joja (Presbytis potenziani siberu), bilou (Hylobates klossii), dan simakobu (Nasalis concolor siberu). Selain primata endemik, ditemukan pula 4 jenis bajing endemik, 17 jenis satwa mamalia, dan 130 jenis burung (4 diantaranya adalah endemik).
Mengunjungi Taman Nasional Siberut adalah paket petualangan yang merupakan kombinasi dari beragam kegiatan, yaitu berperahu, mendayung, berjalan kaki di jalur berlumpur, menikmati keindahan hutan tropis, dan juga pengamatan tumbuhan/satwa. Untuk menjelajahi pesona Siberut, terdapat sejumlah jasa biro perjalanan dan pemandu wisata yang dapat ditemukan di Padang atau pun di Bukit Tinggi.
PULAU RINCA, PULAU PADAR dan PULAU KOMODO

Rinca adalah sebuah pulau yang terletak di Kepulauan Nusa Tenggara. Pulau Rinca beserta Pulau Komodo dan Pulau Padar merupakan kawasan Taman Nasional Komodo yang dikelola oleh Pemerintah Pusat. Pulau Rinca berada di sebelah barat Pulau Flores, yang dipisahkan oleh Selat Molo.
Pulau ini juga merupakan bagian dari Situs Warisan Dunia UNESCO, karena merupakan kawasan Taman Nasional Komodo bersama dengan Pulau Komodo, Pulau Padar dan Gili Motang.
Titik tertinggi pulau ini berada di Doro (Gunung) Ora, 670 m dpl.
Di pulau ini hidup berbagai jenis binatang seperti komodo, babi liar, kerbau dan burung. Pulau Rinca dapat dicapai dengan perahu kecil dari Labuan Bajo di Flores barat.

Secara administratif, pulau ini termasuk wilayah Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia.
Pulau Komodo adalah sebuah pulau yang terletak di Kepulauan Nusa Tenggara. Pulau Komodo dikenal sebagai habitat asli hewan komodo. Pulau ini juga merupakan kawasan Taman Nasional Komodo yang dikelola oleh Pemerintah Pusat. Pulau Komodo berada di sebelah timur Pulau Sumbawa, yang dipisahkan oleh Selat Sape.

Di Pulau Komodo, hewan komodo hidup dan berkembang biak dengan baik. Hingga Agustus 2009, di pulau ini terdapat sekitar 1300 ekor komodo. Ditambah dengan pulau lain, seperti Pulau Rinca dan dan Gili Motang, jumlah mereka keseluruhan mencapai sekitar 2500 ekor. Ada pula sekitar 100 ekor komodo di Cagar Alam Wae Wuul di daratan Pulau Flores tapi tidak termasuk wilayah Taman Nasional Komodo.
Selain komodo, pulau ini juga menyimpan eksotisme flora yang beragam kayu sepang yang oleh warga sekitar digunakan sebagi obat dan bahan pewarna pakaian, pohon nitak ini atau sterculia oblongata di yakini berguna sebagai obat dan bijinya gurih dan enak seperti kacang polong.

Ditempat ini juga terdapat Pantai Pink atau dise but juga dengan Pink Beach, Pulau Komodo juga diterima sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO, karena dalam wilayah Taman Nasional Komodo, bersama dengan Pulau Rinca, Pulau Padar dan Gili Motang.
PULAU RAJA AMPAT

Lihatlah bagaimana menawan dan mempesonanya Pulau ini, keindahan yang tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata, sehingga Pulau ini disebut sebagai Surganya Dunia, Raja Ampat atau 'Empat Raja' adalah nama yang diberikan untuk pulau-pulau ini. Sebuah nama yang berasal dari mitos lokal. Empat pulau utama yang dimaksud itu adalah Waigeo, Salawati, Batanta, Misool yang merupakan penghasil lukisan batu kuno.

Pecinta wisata bawah laut dari seluruh dunia datang ke Raja Ampat untuk menikmati pemandangan bawah laut terbaik di dunia yang mengagumkan. Dua hari sebelumnya, saat Anda berada di Bali yang ramai sekaligus sakral berbalut seni maka naiklah pesawat menuju ujung kepala burung Pulau Papua. Selanjutnya, bersiaplah untuk sebuah petualangan yang takkan terlupakan. Mulailah tur Anda dari sini dengan menyelam di bawah lautnya yang paling indah. Jelajahilah dinding bawah laut yang vertical itu. Rasakan juga ketegangan menyelamnya, berdebar-debar saat terombang-ambing arus laut. Itu pastinya akan menjadi pengalaman pribadi yang tak terlupakan di Raja Ampat.

Wilayah pulau-pulau di Raja Ampat sangatlah luas, mencakup 4,6 juta hektar tanah dan laut. Di sinilah rumah bagi 540 jenis karang, 1.511 spesies ikan, serta 700 jenis moluska. Kekayaan biota ini telah menjadikan Raja Ampat sebagai perpustakaan hidup dari koleksi terumbu karang dan biota laut paling beragam di dunia. Bahkan, menurut laporan The Nature Conservancy dan Conservation International, ada sekitar 75% spesies laut dunia tinggal di pulau yang menakjubkan ini.
PULAU BUNAKEN

Taman Nasional Bunaken adalah taman laut yang terletak di Sulawesi Utara, Indonesia. Taman ini terletak di Segitiga Terumbu Karang, menjadi habitat bagi 390 spesies terumbu karang dan juga berbagai spesies ikan, moluska, reptil dan mamalia laut. Taman Nasional Bunaken merupakan perwakilan ekosistem laut Indonesia, meliputi padang rumput laut, terumbu karang dan ekosistem pantai.
Taman nasional ini didirikan pada tahun 1991 dan meliputi wilayah seluas 890.65 km². 97% dari taman nasional ini merupakan habitat laut, sementara 3% sisanya merupakan daratan, meliputi lima pulau: Bunaken, Manado Tua, Mantehage, Naen dan Siladen.
Taman Nasional Bunaken memiliki ekosistem terumbu karang yang sangat kaya. Terdapat sekitar 390 spesies terumbu karang di wilayah ini. Spesies alga yang dapat ditemui di Taman Nasional Bunaken adalah Caulerpa, Halimeda dan Padina, sementara spesies rumput laut yang banyak ditemui adalah Thalassia hemprichii, Enhallus acoroides, dan Thalassaodendron ciliatum. Taman Nasional Bunaken juga memiliki berbagai spesies ikan, mamalia laut, reptil, burung, moluska dan mangrove. Sekitar 90 spesies ikan tinggal di perairan wilayah ini.

Di daratan, pulau ini kaya akan Arecaceae, sagu, woka, silar dan kelapa. Selain itu, Taman Nasional Bunaken juga memiliki spesies hewan yang tinggal di daratan, seperti rusa dan kuskus. Hutan mangrove di taman ini menjadi habitat bagi kepiting, lobster, moluska dan burung laut.
Di wilayah ini, terdapat 22 desa dengan jumlah penduduk sekitar 35.000 jiwa. Kebanyakan dari mereka bekerja sebagai nelayan atau petani kelapa, ubi jalar, pisang dan rumput laut untuk diekspor, sementara sebagian lainnya bekerja sebagai pemandu, pekerja di cottage dan nahkoda kapal.
Pariwisata di wilayah ini terus dikembangkan. Antara tahun 2003 hingga 2006, jumlah pengunjung di Taman Nasional Bunaken mencapai 32.000 hingga 39.000 jiwa, dengan 8-10.000 diantaranya merupakan turis asing.
PULAU MOYO

Pulau Moyo terletak di sebelah utara Sumbawa besar. Pulau dengan luas 32.044,86 ha ini berpenduduk 1.944 jiwa (sensus 2010). Pulau ini dijadikan Taman Wisata Alam Laut dengan luas 6.000 hektar sejak dikeluarkan surat keputusan menteri Kehutanan dan Perkebunan no. 308/KPTs-11/1986 pada tanggal 29 September 1986 dan dibawah pengendalian Badan Konservasi sumber daya alam Nusa Tenggara Barat.
Di pulau Moyo terdapat 6 dusun yang berpenduduk yaitu Dusun Labuan Aji, Dusun Brang Rea, Dusun Sebotok, Dusun Brang Kua, Dusun Stema dan
Dusun Patedong.
Pulau Moyo masih memiliki sekitar 22.000 hektar lebih taman buru, sehingga masih banyak potensi wisata yang dapat digali dan dapat memberikan kontribusi kepada Pemerintah Daerah dan masyarakat
Taman buru Pulau Moyo ini juga sangat menarik untuk dikunjungi karena terdapat beraneka ragam flora dan fauna terutama Burung Cacatua Sulphurea) dan burung bertong.

Untuk menuju tempat ini terdapat 2 alternatif Transportasi dari Lombok yaitu melaui Darat dan Udara
Jalan darat dilayani mobiltTravel yang akan menempuh perjalanan selama +/- 6 jam dengan perinician : * Mataram - Pelabuhan Khayangan = 2 jam * (Kapal Ferri)Pelabuhan Khayangan - Poto Tano (Sumbawa Barat)= 1-2 jam * Poto Tano - Sumbawa Besar = 2jam
Jalan udara dilayani sebuah Maskapai setiap hari dari Mataram-Sumbawa Besar dengan menggunakan pesawat Fokker 50 dan sebuah Maskapai yang terbang setiap Selasa dan Jumat. Perjalanan udara memakan waktu 35 menit.
Waktu terbaik untuk mengunjungi Pulau Moyo adalah pada bulan Juli-Agustus. Hindari berpegian antara bulan Desember - April karena gelombang ombak laut yang cukup besar.
PULAU BANGKA

Pulau Bangka adalah sebuah pulau yang terletak di sebelah timur Sumatra, Indonesia dan termasuk dalam wilayah provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Populasinya pada 2004 berjumlah 789.809 jiwa. Luas pulau Bangka ialah 11.693.54 km².
Bangka menurut bahasa sehari-hari masyarakat Bangka mengandung arti "sudah tua" atau "sangat tua", sehingga pulau Bangka dapat diartikan sebagai "pulau yang sudah tua". Bila merujuk pada kandungan bahan galian yang terdapat di daerah ini, pulau Bangka banyak mengandung bahan-bahan galian mineral yang tentunya terjadi dari proses alam yang berlaku berjuta-juta tahun. Salah satu contohnya adalah bahan galian timah, oleh karenanya masyarakat menyebutnya dengan sebutan Pulau Bangka.
Kata bangka dapat juga berasal dari kata wangka yang artinya timah. Karena di daerah ini ditemukan bahan galian timah, maka disebut Pulau Timah. Karena pergeseran atau bunyi bahasa yang berubah maka masyarakat lebih lekat memanggil pulau ini dengan kata Pulau Bangka atau pulau bertimah. Menurut cerita rakyat, Pulau Bangka tidak mempunyai penduduk asli, semua penduduk adalah pendatang dari suku yang diberi nama suku sekak. Masyarakatnya masih menganut animisme. Kemudian masuk bangsa melayu dari daratan malaka dengan membawa agama Islam yang kemudian berkembang sampai sekarang.

Terdapat banyak sekali Objek Wisata serta pantai-pantai dengan pemandangan laut yang indah ditempat ini, salah satunya yang terfavorite ialah Pantai Tanjung Pesona. Pantai Tanjung Pesona merupakan salah satu objek wisata favorit masyarakat Pulau Bangka, Propinsi Bangka Belitung. Pantai indah ini berada di Desa Rambak, Kecamatan Sungailiat, Pulau Bangka. Pantai yang berjarak sekitar 9 kilometer dari kota Sungailiat ini berada di tengah-tengah pantai indah lainnya yaitu Pantai Teluk Uber dan Pantai Tikus.
Pemandangan di pantai Tanjung Pesona di dominasi oleh bebatuan granit raksasa yang berada di tepi pantai. Pasir pantainya yang putih bersih dan ombaknya yang relatif tenang membuat pantai ini sangat cocok untuk tujuan liburan bersama keluarga di akhir pekan.

Di daerah ini juga terdapat beberapa catatan sejarah Kerajaan terdahulu, diantaranya adalah Sriwijaya, Kesultanan Johor, Kesultanan Banten dan Kesultanan Palembang.
Sungguh Indah Pulau ini namun sayangnya akhir-akhir ini terjadi konflik di daerah ini dimana hampir seluruh masyarakat menolak rencana operasi pertambangan di pulau mereka, karena Mereka tau betul lautnya akan tercemar dan pada akhirnya kehidupan nelayannya akan hancur.
Itulah Pulau-Pulau di Indonesia yang mungkin bisa menghilangkan Stress Anda, dan pastinya tak kalah Indah dari pemandangan-pemandangan di luar sana.